Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca
Jakarta, 5
januari 2017
Fachmi
Arifin
DAFTAR
ISI
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...
1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………......2
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………..………3
1.1. Latarbelakang………………………………………………………………………….. 3
1.2. RumusanMasalah……………………………………………………………………… 4
1.3. Tujuan Penulis………………………………………………………………………… 4
1.4. Hipotesis ……………………………………………………………………………… 4
BAB 2 PENCEMARAN LINGKUNGAN………………………………………………... 5
2.1.
Pengertian pencemaran lingkungan…………………………………………… 5
2.2.
Hal Hal yang mencemari lingkungan ………………………………………… 6
2.3.
Pengaruh kimia terhadap Lingkungan ………………………………………... 7
BAB 3 DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN……………………………………. 10
3.1.
Kerusakan daya dukung alam…………………………………………………. 10
3.2.
Dampak pencemaran Udara…………………………………………………… 12
3.3.
Pencemaran air dan darat……………………………………………………… 16
BAB 4 Kesimpulan………………………………………………………………………...
18
4.1
simpulan………………………………………………………………………... 18
4.2.
Saran/Rekomendasi……………………………………………………………. 18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………................ 19
CURRICULUM VITAE…………………………………………………………… ……... 20
LAMPIRAN……………………………………………………………………………....... 21
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pencemaran
lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk
diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita.
Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan
ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri,
sampai ke lingkungan yang lebih luas.
Permasalahan
pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya
pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah
oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon,
kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya.
Untuk
menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, tentunya kita harus mengetahui
sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah
penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri.
Sehubungan
dengan hal tersebut, maka dalam hal ini kami menyusun makalah yang mengambil
tema “Pencemaran Lingkungan” agar kita dapat mengetahui
darimana pencemaran lingkungan itu datang dan bagaimana cara penanggulangannya
1.2 Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :
1.2.1
Apa definisi dari lingkungan?
1.2.2
Apa pengertian dan macam-macam pencemaran lingkungan?
1.2.3
Apakah penyebab terjadinya pencemaran lingkungan?
1.2.5
Bagaimanakah cara penanganan pencemaran lingkungan?
1.3
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
makalah ini bertujuan sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari
lingkungan?
1.3.2 Mengetahui pengertian dan macam-macam
pencemaran lingkungan?
1.3.3 Mengetahui dan memahami
penyebab terjadinya pencemaran lingkungan?
1.3.4 Dapat menjelaskan dampak
pencemaran lingkungan?
1.3.5 Dapat menjelaskan cara
penanganan pencemaran lingkungan?
1.4 Hipotesis
Hipotesis
dari makalah ini adalah pencemaran lingkungan berpengaruh negative bagi
kehidupan di bumi ini, penyebab terjadi kerusakan lingkungan di sebabkan oleh
manusia yaitu, banyak nya sampah di sungai, pencemaran udara oleh kendaraan
transportasi, dan limbah pabrik yang merugikan.
Dalam
hal ini penulis memilih pendapat Drs. Haryanto polar ( 2008 :
10 ) menyatakan bahwa kerusakan lingkungan akan merusak bumi ini, sehingga
kehidupan ekosistem juga akan terganggu, oleh karena itu penghijauan bias
menjadi solusi pencemaran lingkungan dan bersihnya sungai sungai oleh limbah
ataupun sampah.
BAB 2
PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.1. Pengertian Pencemaran Lingkungan
Pencemaran
lingkungan atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal
pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan dari kondisi asal pada
kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan bahan
pencemaran atau polutan. Bahan polutan tersebut pada umumnya mempunyai sifat
racun (toksik) yang berbahaya bagi organisme hidup, toksitas atau daya racun
dari polutan itulah yang kemudian memicu terjadinya pencemaran.
Lingkungan dapat diartikan sebagai
media atau suatu areal, tempat atau wilayah yang di dalamnya terdapat bermacam
macam bentuk aktivitas yang berasal dari ornament-ornament penyusunnya.
Ornament ornament yang dalam dan membentuk lingkungan, merupakan suatu bentuk
system yang saling mengikat, saling menyokong kehidupan mereka. Karena itu
sesuatu tatanan lingkungan yang mencakup segala bentuk aktivis dan interaksi di
dalamnya disebut juga dengan ekosistem.
Suatu lingkungan hidup dikatakan
tercemar apabila telah terjadi perubahan perubahan dalam tatanan lingkungan
sehingga tidak sama lagi dengan bentuk asalnya, sebagai akibat dari masuk dan
dimasukannya suatu zat atau benda asing kedalam tatanan lingkungan itu
perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kemasukannya benda asing itu,
,memberikan pengaruh (dampak) buruk terhadap organisme yang sudah ada dan hidup
dengan baik dalam tatanan lingkungan tersebut. Sehingga pada tingkat lanjut
dalam arti bila lingkungan tersebut telah tercemar dalam tingkatan yang tinggi,
dapat membunuh dan dapat menghapuskan organisme yang tadinya dapat hidup normal
dalam tatanan organisme yang baru dan
lebih buruk dalam kehidupan
Dalam undang undang lingkungan hidup
di jelaskan bahwa suatu tatanan lingkungan dikatakan tercemar apabila kedalam
tatanan ke dalam tatanan lingkungan hidup itu masuk atau dimasukan suatu benda
lain yang kemudian memberi pengaruh buruk terhadap bagian bagian yang menyusun
tatanan lingkungan hidup itu sendiri, sehingga tidak dapat lagi hidup sesuai
aslinya. Pada tingkat lanjutannya bahkan dapat menghapus satu atau lebih mata
rantai dalam tatanan tersebut, sedangkan suatu pencemaran atau polutan adalah
setiap benda, zat ataupun organisme hidup yang masuk kedalam suatu tatanan
alami dan kemudian mendatangkan perubahan perubahan negatife yang bersifat
terhadap tatanan yang dimasukinya
Peristiwa pencemaran lingkungan
disebut polusi. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran
disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila
keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya,
karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi
bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan
apabila :
- Jumlahnya melebihi jumlah normal.
- Berada pada waktu yang tidak tepat
- Berada pada tempat yang tidak tepat
Sifat polutan adalah :
- Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi
dengan zat
lingkungan tidak merusak lagi - Merusak dalam jangka waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi
dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh
sampai tingkat yang merusak.
2.2 Hal Hal Yang Mencemari Lingkungan
Aktivitas
kehidupan yang sangat tinggi yang dilakukan oleh manusia ternyata telah
menimbulkan bermacam macam efek yang buruk bagi kehidupan manusia dan tatanan
lingkungan hidupnya. Aktivitas yang pada prinsipnya yang merupakan usaha
manusia untuk hidup dengan layak dan berketurunan yang baik, telah merangsang
manusia untuk melakukan tindakn-tindakan yang menyalahi kaidah-kaidah yang ada
dalam tatanan lingkungan hidpunya. Akibatnya terjadi pergeseran keseimbangan
dalam tatanan lingkungan dari bentuk asal ke bentuk yang baru cenderung lebih
buruk.
Suatu
tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak disebabkan oleh
banyak hal. Namun yang paling utama dari sekian banyak penyebab tercemarnya
suatu tatanan lingkungan adalah limbah
Limbah dalam
konotasi sederhana dapat diartikan sebagai sampah limbah atau dalam bahasa
ilmiahnya disebut juga polutan, dapat di golongkan atas beberapa kelompok
berdasarkan pada jenis, sifat dan sumbernya. Berdasarkan jenis, limbah
dikelompokan atas golongan limbah padat dan cair, berdasarkan pada sifat yang
dibawanya, lembah dikelompokan atas limbah organik dan limbah non-organik.
Sedangkan bila berdasarkan sumbernya, limbah dikelompokan atas limbah rumah
tangga atau limbah domestic dan limbah industri.
Limbah padat
adalah semua bahan sisa atau bahan buangan yang sudah tidak berguna dan
berbentuk benda padat. Limbah padat dapat berupa kaleng bekas, minuman, daun
bekas pembungkus, kertas dan lain sebagainya. Limbah cair adalah semua jenis
bahan sisa yang dibuang dalam bentuk larutan atau berupa zat cair. Limbah cair
dapat berupa air bekas pencucian pemurnian emas yang mengandung unsur unsur
merkuri, busa detergen dan lain sebagainya. Limbah organik adalah semua jenis
bahan sisa atau bahan buangan yang merupakan bentuk bentuk organic, dalam arti
bahan buangan tersebut akan dapat terurai
dan habis dalam tatanan lingkungan dengan adanya organisme-organisme
pengurai (decomposer). Sebgai contoh untuk limbah organic ini adalah bangkai
hewan dan tanaman, bekas daun pebungkus, kertas dan lain sebagainya.
Limbah-organik ini adalah sampah plastic. Limbah industry adalah semua jenis
bahan sisa atau bahan buangan yang berasal dari hasil samping suatu proses
perindustrian. Limbah industry dapat menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi
lingkungan hidup dan manusia.
Pencemaran
yang dapat di timbulkan oleh limbah ada bermacam macam bentuk. Ada pencemaran
bau, warna, suara dan bahkan pemutus rantai dari suatu tatanan lingkungan hidup
atau pengancuran suatu jenis organisme yang pada tingkat akhirnya akan
menghancurkan tatanan ekosistemnya. Pencemaran dapat menghancurkan tatanan
lingkungan hidup, biasanya berasal dari limbah-limbah berasal dari limbah yang
sangat berbahaya dalam arti memiliki daya racun (toksisitas) yang tinggi. Limbah
limbah yang beracun pada umumnya merupakan limbah kimia, apakah itu berupa
persenyawa-persenyawaan kimia atau hanya dalam bentuk unsur atau ionasi.
Biasanya senyawa kimia yang sangat beracun bagi organisme hidup dan manusia
adalah senyawa-senyawa kimia yang mempunyai bahan aktif dari logam logam berat.
Daya racun yang dimiliki oleh bahan aktif dari logam berat akan bekerja sebagai
penghalang kerja enzim dalam proses fisiologis atau metabolism tubuh. Sehingga
proses metabolism terputus di samping itu bahan beracun dari senyawa kimia juga
dapat terakumulasi atau menumpuk dalam tubuh, akibatnya timbul masalah
keracunan kronis.
2.3. Pengaruh
Bahan Kimia terhadap lingkungan
Rusaknya lingkungan yang terjadi
pada akhir-akhir ini telah tergolong parah bahkan bisa dikatakan sangat parah.
Pencemaran terhadap lingkungan telah terjadi hampir di setiap wilayah.
Indonesia, sebagai negara berkembang memiliki tingkat kerusakan terhadap
lingkungan yang tinggi.Selain yang terjadi akibat dari peristiwa alam dan ulah
manusia yang sengaja bisa merusak lingkungan untuk kepentingan pribadi.
Penggunaan bahan kimia di lingkungan sekitar kita pun, tanpa disadari
bisamerusak lingkungan da Dalam hal ini, biasanya petani menggunakan pupuk
untuk menyuburkan tanaman. Karena keinginan untuk menghasilkan produksi
pertanian yang tinggi, maka patani tak jarang menggunakan pupuk secara
berlebihan.
Meskipun diberikan dalam jumlah
banyak, akan tetapi tanaman pertanian memiliki kemampuan sendiri dalam menyerap
pupuk. Akibatnya, kelebihan pupuk itu akan mengendap di dalam tanah. Apabila
terjadi hujan, maka pupuk yang tidak digunakan tersebut akan ikut dalam aliran
air. Misalnya, aliran air itu bermuara di sungai atau danau.Mulanya, pupuk yang
berada di dalam danau ini akan menyuburkan tanaman air. Akan tetapi, apabila
jumlahnya sangat banyak, pertumbuhan tanaman air itu menjadi tak terkendali.
Sehingga, akan menutup perairan yang berdampak merintangi atau mengganggu
transportasi air, mempercepat pendangkalan perairan, dan menyumbat saluran
irigasi, serta instalasi pembangkit listrik tenaga air dan ekosistemnya.
Misalnya, penggunaan pupuk buatan yang tidak sesuai dengan takaran yang
seharusnya.
Efek samping penggunaan sabun atau detergen adalah
menimbulkan limbah rumah tangga berupa busa. Busa yang ditimbulkan sabun dapat
diuraikan oleh mikroorganisme yang ada dalam tanah, sedangkan busa yang
dihasilkan dari detergen sulit diuraikan oleh mikroorganisme di dalam
tanah.Bahan penyusun detergen terdiri atas senyawa berantai lurus dan panjang
yang disebut Linear Alkylbenzene Sulphonate (LAS) dan senyawa rantai bercabang
yang disebut Alkyl Benzene Sulphonate (ABS).Senyawa LAS lebih mudah diuraikan
oleh mikroorganisme dibandingkan dengan senyawa ABS. Akan tetapi LAS hanya bisa
terdegradasi dalam lingkungan aerob (dengan oksigen).Bahan aktif yang digunakan
pada pembersih lantai adalah benzalkonium klorida. Zat ini bersifat detergen
sekaligus sebagai desinfektan, bersifat kaustik, dan korosif.Pada konsentrasi
berlebih bisa mengiritasi kulit dan jika mengenai mata akan menyebabkan
gangguan seperti gatal bahkan dapat menyebabkan kerusakan pada kornea.Selain
menimbulkan limbah busa, sabun dan bahan pencuci merupakan salah satu bahan
kimia di rumah tangga yang berbahaya, maka cara penyimpanannya harus benar. Hal
ini karena tidak banyak yang mengetahui kandungan dan bahaya bahan aktif yang
terdapat di dalamnya. ahan pemutih pakaian umumnya mengandung
senyawa klorin yang dapat merusak serat kain dan warna pakaian. Selain itu,
senyawa klorin juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
Bahan pemutih kulit yang mengandung merkuri atau raksa yang berlebihan dapat merusak sistem saraf, karena merkuri merupakan sejenis bahan kimia beracun dan amat berbahaya bagi kesehatan. Adanya merkuri di dalam tubuh dapat merusak ginjal.
Ada juga bahan pemutih kulit yang mengandung hidrokuinon. Pada dosis yang tepat hidrokuinon aman bagi kulit, tetapi jika kulit alergi akan timbul noda-noda hitam pada wajah.
Bahan pemutih kulit yang mengandung merkuri atau raksa yang berlebihan dapat merusak sistem saraf, karena merkuri merupakan sejenis bahan kimia beracun dan amat berbahaya bagi kesehatan. Adanya merkuri di dalam tubuh dapat merusak ginjal.
Ada juga bahan pemutih kulit yang mengandung hidrokuinon. Pada dosis yang tepat hidrokuinon aman bagi kulit, tetapi jika kulit alergi akan timbul noda-noda hitam pada wajah.
Bahan kimia berbahaya
dapat masuk ke dalam tubuh melalui dua cara, yaitu:
1) Termakan atau terminum bersama makanan atau minuman yang tercemar;
2) Dihirup dalam bentuk gas dan uap, termasuk yang langsung menuju paru-paru lalu masuk ke dalam aliran darah, atau terserap melalui kulit dengan atau tanpa terlebih dahulu menyebabkan luka pada kulit.
Produk pembasmi serangga beraerosol dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon stratosfer. Ozon stratosfer berperan melindungi kehidupan di bumi dari radiasi ultra ungu.
Penipisan ozon akan meningkatkan jumlah penderita penyakit kanker kulit secara signifikan, termasuk melanoma ganas, dan pengidap katarak. Selain itu juga dapat merusakkan produk pertanian. Antinyamuk termasuk kelompok pestisida (pembasmi hama), sehingga obat antinyamuk juga mengandung racun. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya tiga bahan aktif dalam obat anti nyamuk, yaitu jenis diklorvos, propoxur, pirethroid, dan dietiltoluamida serta bahan kombinasi dari ketiganya. Menurut WHO Grade Class, diklorvos atau diklorovinil dimetil fosfat termasuk berdaya racun tinggi. Jenis bahan aktif ini dapat merusak sistem saraf, mengganggu sistem pernapasan, dan jantung.Diklorvos sangat berpotensi menyebabkan kanker, menghambat pertumbuhan organ serta kematian prenatal, dan merusak kemampuan reproduksi.
Bahan aktif jenis ini menimbulkan gangguan cukup serius bagi hewan dan tumbuhan, sebab bahan ini memerlukan waktu cukup lama untuk dapat terurai baik di udara, air, dan tanah.
Propoxur termasuk racun kelas menengah. Jika terhirup maupun terserap tubuh manusia dapat mengaburkan penglihatan, keringat berlebih, pusing, sakit kepala, dan badan lemah.
Propoxur juga dapat menurunkan aktivitas enzim yang berperan pada saraf transmisi, dan berpengaruh buruk pada hati dan reproduksi. Pyrethroid oleh WHO juga dikelompokkan dalam racun kelas menengah. Efeknya, mengiritasi mata maupun kulit yang sensitif, dan menyebabkan penyakit asma. Sedangkan DEET atau diethyltoluamid biasa digunakan sebagai zat aktif pada antinyamuk jenis oles. Efeknya mengiritasi kulit, selain membahayakan kulit yang luka, dan selaput lender tubuh.PencegahanPencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari efek samping dari produk pembasmi serangga, antara lain:
1) menggunakan produk pembasmi serangga seperlunya, dan
2) tidak menggunakan produk pembasmi serangga aerosol yang mengandung CFC.
1) Termakan atau terminum bersama makanan atau minuman yang tercemar;
2) Dihirup dalam bentuk gas dan uap, termasuk yang langsung menuju paru-paru lalu masuk ke dalam aliran darah, atau terserap melalui kulit dengan atau tanpa terlebih dahulu menyebabkan luka pada kulit.
Produk pembasmi serangga beraerosol dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon stratosfer. Ozon stratosfer berperan melindungi kehidupan di bumi dari radiasi ultra ungu.
Penipisan ozon akan meningkatkan jumlah penderita penyakit kanker kulit secara signifikan, termasuk melanoma ganas, dan pengidap katarak. Selain itu juga dapat merusakkan produk pertanian. Antinyamuk termasuk kelompok pestisida (pembasmi hama), sehingga obat antinyamuk juga mengandung racun. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya tiga bahan aktif dalam obat anti nyamuk, yaitu jenis diklorvos, propoxur, pirethroid, dan dietiltoluamida serta bahan kombinasi dari ketiganya. Menurut WHO Grade Class, diklorvos atau diklorovinil dimetil fosfat termasuk berdaya racun tinggi. Jenis bahan aktif ini dapat merusak sistem saraf, mengganggu sistem pernapasan, dan jantung.Diklorvos sangat berpotensi menyebabkan kanker, menghambat pertumbuhan organ serta kematian prenatal, dan merusak kemampuan reproduksi.
Bahan aktif jenis ini menimbulkan gangguan cukup serius bagi hewan dan tumbuhan, sebab bahan ini memerlukan waktu cukup lama untuk dapat terurai baik di udara, air, dan tanah.
Propoxur termasuk racun kelas menengah. Jika terhirup maupun terserap tubuh manusia dapat mengaburkan penglihatan, keringat berlebih, pusing, sakit kepala, dan badan lemah.
Propoxur juga dapat menurunkan aktivitas enzim yang berperan pada saraf transmisi, dan berpengaruh buruk pada hati dan reproduksi. Pyrethroid oleh WHO juga dikelompokkan dalam racun kelas menengah. Efeknya, mengiritasi mata maupun kulit yang sensitif, dan menyebabkan penyakit asma. Sedangkan DEET atau diethyltoluamid biasa digunakan sebagai zat aktif pada antinyamuk jenis oles. Efeknya mengiritasi kulit, selain membahayakan kulit yang luka, dan selaput lender tubuh.PencegahanPencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari efek samping dari produk pembasmi serangga, antara lain:
1) menggunakan produk pembasmi serangga seperlunya, dan
2) tidak menggunakan produk pembasmi serangga aerosol yang mengandung CFC.
BAB 3
Dampak
Pencemaran Lingkungan
3.1. Kerusakan Daya Dukung Alam
Seiring dengan tingkat peradaban manusia yang semakin berkembang membuat
kita senantiasa berurusan dengan lingkungan yang semakin sulit dihindari.
Perkembangan lingkungan yang semakin tercemar memungkinkan terjadinya suatu
krisis terhadap lingkungan sosial. Krisis terhadap lingkungan hidup merupakan
suatu tantangan yang sangat besar. Tantangan ini didapati berlaku terutama di
negara-negara yang sedang membangun karena adanya berbagai aktivitas
pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan umat manusia yang sering
pula membawa dampak terhadap perubahan lingkungan.Dalam hal usaha untuk meningkatkan kualitas hidup telah dimulai sejak peradaban manusia ribuan tahun yang silam, yaitu dalam usaha mendapatkan kesenangan hidup yang akan dinikmati diri sendiri maupun untuk diwariskan kepada generasi yang akan datang. Peningkatan kualitas ini tentunya telah terasa sejak adanya revolusi yang ada di Eropa dengan ditandai dengan adanya revolusi industri.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tumbuhnya industry yang begitu pesat pada saat itu tentunya dirasakan pengaruhnya baik itu yang menyangkut dampak positif maupun dampak negatifnya. Dampak positifnya tentunya terjadinya peningkatan mutu dan kualitas hidup yang lebih komplek dengan ditandai dengan adanya kesenangan dan impian manusia yang menjadi lebih mudah untuk diwujudkan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Akan tetapi dampak negatif dari adanya revolusi industri ini tentunya harus lebih diwaspadi untuk tidak terjadi suatu kerusakan dalam tatanan lingkungan yang ada baik itu lingkungan hidup maupun lingkungan sosial. Dalam perkembangannya, tatanan lingkungan hidup maupun lingkungan sosial hendaknya senantiasa diperhatikan agar tidak mendatangkan berbagai jenis bencana.
Untuk itu diperlukan tanggungjawab dari semua elemen masyarakat dalam menjaga tatanan lingkungan hidup dan lingkungan sosial sehingga diharapkan akan tercipta suatu cara pandang yang lebih baik dalam memandang lingkungan itu sendiri. Masalah-masalah lingkungan hidup dapat menjadi bencana yang dapat mempengaruhi kualitas hidup manusia.
Tanda-tanda masalah lingkungan hidup seperti adanya polusi, global warming, fotokimia kabut, hujan asam, erosi, banjir, instrusi dan lain sebagainya sudah mulai terlihat sejak pertengahan abad ke-20. masalah-masalah mengenai kerusakan lingkungan tentanya harus mulai lebih diperhatikan dalam rangka memberikan suatu cara pandang yang baru agar dapat memberikan suatu cara pandang yang mengedepankan adanya suatu upaya perlindungan terhadap lingkungan sehingga secara tidak langsung dapat memberikan suatu konstribusi dalam menghindari bahaya ikutan yang lebih parah terhadap perkembangan manusia dan makhluk hidup yang selama ini mendiami bimu maupun terhadap kelestarian lingkungan hidup.
Dalam setiap upaya kita untuk senantiasa memenuhi kebutuhan baik itu dilihat dari segi badaniah dan rohaniyah, kita senantiasa tidak bisa terlepas dari suatu keadaan yang lebih dikenal dengan lingkungan hidup. Dalam kenyataannya, lingkungan hidup telah memberikan suatu energi positif yang dapat memberikan suatu perasaan yang lebih mengedepankan suatu persepsi bahwa dalam memenuhi kebutuhan yang hendak dicapai oleh tiap-tiapp manusia yang hidup di dunia ini tidak lepas dari faktor alam.
Hal ini lebih dikenal dengan daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan merupakan suatu kemampuan alam untuk mendukung kehidupan manusia harus dijaga agar senantiasa dapat memberikan dukungan yang maksimum kepada kehidupan manusia.
Daya dukung alam dapat berkurang sejalan dengan perubahan waktu. Daya dukung alam dapat berkurang sejalan dengan perkembangan waktu. Daya dukung alam dapat berupa kekayaan alam yang terdapat didalam bumi (permukaan bumi dan perut bumi). Daya dukung alam ini tentunya sangat berdampak terhadap kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, keberadaan lingkungan alam harus perlu dijaga dalam suatu eksistensinya terhadap daya dukung alam agar tidak rusak. Secara garis besar, ada beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan daya dukung alam, diantaranya adalah kerusakan dalam (internal) dan kerusakan luar (eksternal). Kerusakan dalam adalah kerusakan yang disebabkan oleh alam itu sendiri.
Sulit Dicegah
Kerusakan jenis ini sangat sulit untuk dicegah karena merupakan suatu proses alami yang sangat sulit untuk diduga, seperti letusan gunung berapi yang dapat merusak lingkungan, gempa bumi yang berakibat runtuhnya lapisan tanah yang dapat mengancam organisme hayati maupun non hayati dan lain sebagainya. Kerusakan yang bersifat dari dalam ini biasanya berlangsung sangat cepat dan pengaruh yang ditimbulkan dari adanya kerusakan ini adalah sangat lama. Kerusakan luar (external) adalah kerusakan yang disebabkan oleh aktivitas manusia dalam pengelolaan alam dalam usaha peningkatan kualitas hidup.
Kerusakan luar ini pada umumnya disebabkan oleh aktivitas pabrik yang mengeluarkan limbah, ataupun membuka sumber daya alam tanpa memperhatikan lingkungan hidup serta tidak mempelajari segi efektivitasnya dan dampaknya terhadap lingkungan disekitarnya.
Beberapa contoh penyebab kerusakan daya dukung alam yang berasal dari luar adalah pencemaran udara dari pabrik dan kendaraan bermotor, pembuangan limbah pabrik yang belum diolah dulu menjadi pembuangan limbah yang bersahabat dengan alam. Karena kerusakan faktor luar ini disebabkan oleh ulah manusia, maka manusia hendaknya lebih bertanggungjawab terhadap adanya upaya untuk merusak lingkungan hidup.
Hal ini tercermin dari akibat pengelolaan lingkungan hidup yang tidak benar dan akibat pencemaran lingkungan yang ada sampai sekarang ini, diperkirakan dalam masa 300 (tiga ratus) tahun belakangan ini telah banyak spesies yang sudah punah dari muka bumi ini, dan semakin lama akan semakin bertambah sehingga dikhawatirkan suatu saat manusia akan dapat menjadi korban kepunahan.
Menurut fakta ini, maka perlu adanya upaya penyelematan lingkungan hidup. Usaha seperti ini tentunya dimulai dari diri sendiri. Setiap individu harus memberikan suatu sumbangan dan penyelamatan lingkungan demi kelestarian lingkungan hidup. Dengan demikian, maka sebagai warga masyarakat diseluruh dunia harus lebih peka terhadap lingkungan.
Namun demikian tidak dapat dinafikan bahwa ada dampak yang tersirat di masyarakat bahwa perusakan lingkungan hidup itu hampir sama dengan industrialisasi sehinga tanggungjawab sangat diperlukan untuk mengatasinya. Hal ini tentunya menjadi tugas setiap individu untuk mengingatkan masyarakat bahwa setiap tindakan yang mencemari lingkungan dengan zat kimia berbahaya perlu diperhatikan terhadap pengelolaan lingkungan hidup untuk lebih baik dimasa yang akan datang.
Seperti yang telah diketahui bersama, adanya kerusakan lingkungan lebih banyak dikarenakan adanya ulah manusia dan adanya faktor alam yang ada selama ini. Tentunya salah satu faktor yang melatar belakangi dari adanya kerusakan yang dapat dicegah dan dimintakan pertanggungjawaban dalam pengelolaan lingkungan adalah fator dari luar. Terlepas kemudian sumber faktor dimaksud, upaya mencegah kerusakan lingkungan haruslah dicegah demi menjaga keseimbangan lingkungan dan bagi perkembangan sumber daya alam dan lingkungan hidup itu sendiri.
3.2. Dampak pencemaran Udara
pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi
di atmosfer
dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan,
mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara
dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa
definisi gangguan fisik seperti polusi suara,
panas,
radiasi
atau polusi cahaya
dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak
pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional,
maupun global.
Udara merupakan faktor yang penting dalam
kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat
industri, kualitas udara telah mengalami perubahan. Udara yang dulunya
segar kini kering dan kotor. Hal ini bila tidak segera ditanggulangi, perubahan
tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia, kehidupan hewan serta tumbuhan.
Pencemaran udara diartikan sebagai
adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan
susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat
asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu
yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia. Bila keadaan seperti
itu terjadi maka udara dikatakan telah tercemar. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun
1999 mengenai Pengendalian Pencemaran udara, yang dimaksud dengan pencemaran
udara adalah masuknya atau dimaksuknya zat, energi dan/atau komponen lain ke
dalam udara ambient oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara ambient turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambient tidak memenuhi
fungsinya.
Sumber
Pencemaran Udara
Telah disadari bersama, kualitas udara saat ini
telah menjadi persoalan global, karena udara telah tercemar akibat aktivitas
manusia dan proses alam. Masuknya zat pencemar ke dalam udara dapat secara
alamiah, misalnya asap kebakaran hutan, akibat gunung berapi, debu meteorit dan
pancaran garam dari laut ; juga sebagian besar disebabkan oleh kegiatan
manusia, misalnya akibat aktivitas transportasi, industri, pembuangan sampah,
baik akibat proses dekomposisi ataupun pembakaran serta kegiatan rumah tangga
Terdapat 2 jenis pencemar yaitu sebagai berikut :
a. Zat pencemar primer, yaitu
zat kimia yang langsung mengkontaminasi udara dalam konsentrasi yang
membahayakan. Zat tersebut bersal dari komponen udara alamiah seperti karbon
dioksida, yang meningkat diatas konsentrasi normal, atau sesuatu yang tidak
biasanya, ditemukan dalam udara, misalnya timbal.
b. Zat pencemar sekunder, yaitu zat kimia berbahaya yang terbentuk di atmosfer
melalui reaksi kimia antar komponen-komponen udara.
Sumber bahan pencemar primer dapat dibagi lagi
menjadi dua golongan besar :
1. Sumber alamiah
Beberapa kegiatan alam yang bisa menyebabkan
pencemaran udara adalah kegiatan gunung berapi, kebakaran hutan, kegiatan
mikroorganisme, dan lain-lain. Bahan pencemar yang dihasilkan umumnya
adalah asap, gas-gas, dan debu.
2. Sumber buatan
manusia
Kegiatan manusia yang menghasilkan bahan-bahan
pencemar bermacam-macam antara lain adalah kegiatan-kegiatan berikut :
a. Pembakaran, seperti pembakaran
sampah, pembakaran pada kegiatan rumah tangga, industri, kendaraan bermotor,
dan lain-lain. Bahan-bahan pencemar yang dihasilkan antara lain asap, debu,
grit (pasir halus), dan gas (CO dan NO).
b. Proses peleburan,
seperti proses peleburan baja, pembuatan soda,semen, keramik, aspal. Sedangkan
bahan pencemar yang dihasilkannya antara lain adalah debu, uap dan gas-gas.
c. Pertambangan dan penggalian,
seperti tambang mineral and logam. Bahan pencemar yang dihasilkan terutama
adalah debu.
d. Proses pengolahan dan
pemanasan seperti pada proses pengolahan makanan, daging, ikan, dan penyamakan.
Bahan pencemar yang dihasilkan terutama asap, debu, dan bau.
e. Pembuangan limbah,
baik limbah industri maupun limbah rumah tangga. Pencemarannya terutama adalah
dari instalasi pengolahan air buangannya. Sedangkan bahan pencemarnya yang
teruatam adalah gas H2S yang menimbulkan bau busuk.
f. Proses kimia, seperti pada proses fertilisasi,
proses pemurnian minyak bumi, proses pengolahan mineral. Pembuatan keris, dan lain-lain. Bahan-bahan
pencemar yang dihasilkan antara lain adalah debu, uap dan gas-gas
g. Proses pembangunan seperti pembangunan gedung-gedung,
jalan dan kegiatan yang semacamnya. Bahan pencemarnya yang terutama adalah asap dan debu.
h. Proses percobaan atom atau
nuklir. Bahan pencemarnya yang terutama adalah gas-gas dan debu radioaktif.
Jenis
Bahan Pencemar Udara
Ada beberapa
bahan pencemar udara yang sering ditemukan di kota-kota. Dilihat dari ciri
fisik, bahan pencemar dapat berupa :
b. Gas (karbon
monoksida / CO, sulfur oksida
/ SOx, hidrokarbon, nitrogen
oksida / NOx, H2S dan oksidant ozon
dan PAN)
c. Energi (suhu dan kebisingan) Bahan-bahan
pencemar ini dikenakan peraturan khusus untuk pengawasannya karena bisa
membahayakan kesehatan.
Dampak Pencemaran Udara
1. Dampak kesehatan
Substansi
pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan.
Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari
paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke
seluruh tubuh.
Dampak kesehatan
yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas atas),
termasuk di antaranya, asma,
bronkitis,
dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.memperkirakan
dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur,
perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISNA pada tahun
1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun
rupiah di tahun 2015.
2. Dampak terhadap tanaman
Tanaman yang
tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu
pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis,
nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat
yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
3. Hujan asam
pH biasa air hujan adalah
5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi
dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam
ini antara lain:
- Mempengaruhi kualitas air
permukaan
- Merusak tanaman
- Melarutkan logam-logam berat
yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air
permukaan
- Bersifat korosif sehingga
merusak material dan bangunan.
Solusi
pencemaran udara
Solusi untuk mengatasi polusi udara
kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan
sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di
dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan
serta kematian yang diakibatkan karenanya.
Pemberian izin bagi angkutan umum
kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan angkutan massal, seperti
bus dan kereta api, diperbanyak.Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan
umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua
kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi
kontribusi polutan udara.Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah
kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas,
rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat
membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.Pemberian
penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan
dengan “polisi tidur” justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan
memperlambat laju Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum
maupun pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan
dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk
melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan
yang lain.
* Penanaman pohon-pohon yang berdaun
lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat serta di
sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.
3.3. Pencemaran air dan tanah
Pencemaran
Air
Pencemaran air merupakan masalah
global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air
pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air pribadi dan
sumur). Telah dikatakan bahwa polusi air adalah penyebab terkemuka di dunia
untuk kematian dan penyakit dan tercatat atas kematian lebih dari 14.000 orang
setiap harinya. Diperkirakan 700 juta orang India tidak memiliki akses ke
toilet, dan 1.000 anak-anak India meninggal karena penyakit diare setiap hari.
Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita polusi air hingga tingkatan tertentu,
dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman.
Ditambah lagi selain polusi air merupakan masalah akut di negara berkembang,
negara-negara industri/maju masih berjuang dengan masalah polusi juga. Dalam
laporan nasional yang terbaru, kualitas air di Amerika Serikat, 45% dari mil
sungai dinilai, 47% dari danau hektare dinilai, dan 32% dari teluk dinilai dan
muara mil persegi diklasifikasikan sebagai tercemar.
Air biasanya disebut tercemar ketika
terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung
kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami pergeseran ditandai
dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan.
Fenomena alam seperti gunung berapi, ledakan alga, kebinasaan ikan, badai, dan
gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan status
ekologi air.
Pencamaran
Tanah
Pencemaran
tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah
lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan
pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;
air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang
ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat
berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap,
tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam
tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di
tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau
dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.Paparan kronis (terus-menerus)
terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan
terkena leukemia.
Dampak pencemaran tanah terhadap
kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan
kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan
herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat
berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta
kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Kuri (air raksa) dan siklodiena dikenal
dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB
dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat
dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung
klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf
pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit
kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia
yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat
menyebabkan kematian.
Pencemaran tanah juga dapat
memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal
dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang
rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari
mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut.
Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan,
yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari
rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah
tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing
yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida
atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT
pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian
anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama
perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan
hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi
tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa
bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain
bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
BAB
4
KESIMPULAN
4.1
Simpulan
Dari berbagai uraian di atas kami dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
Bahwa pencemaran lingkungan terjadi karena ulah
manusia itu sendiri yang tidak dapat mengolah dan memanfaatkan lingkungan
dengan baik. Pencemaran lingkungan dibagi ke dalam tiga bagian yaitu ; (1)
Pencemaran Udara, (2) Pencemaran Air, dan (3) Penmcemaran Tanah.
Dampak pencemaran lingkungan khususnya bagi kesehatan
manusia yaitu akan berdampak pada tingkat kekebalan tubuh. Semakin banyak
pencemaran yang dilakukan, maka kekebalan tubuh manusia yang berada di sekitar
daerah pencemaran akan menurun sehingga tidak jarang manusia saat ini sering
terkena penyakit seperti penyakit kulit, penyakit kanker, dll.
Cara penanganan pencemaran lingkungan dilakukan dengan
Remediasi dan bioremediasi, yaitu membersihkan permukaan tanah yang tercemar.
Untuk pencemaran udara yaitu mengurangi kendaraan-kendaraan yang cenderung
menggunakan bahan bakar yang dapat menyebabkan polusi udara.
4.2
Saran/Rekomendasi
pencemaran lingkungan ini adalah masalah kita bersama,
untuk sebagai manusia yang bertanggung jawab dan memegang teguh konsep
keseimbangan alam, maka sudah sepantasnya kita menjaga dan merawat lingkungan,
mulai dari lingkungan tempat tinggal kita dan menjaga alam di sekitar kita
sehingga kita akan menciptakan lingkungan yang sehat.
Demikianlah makalah ini kami susun dengan baik. Semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua dan Kami menyadari makalah ini masih banyak
kekurangan, maka kami mengharapkan saran dan kritik yang senantiasa bersifat
membangun demi menyempurnakan makalah ini
DAFTAR
PUSTAKA
·
Drs.Heryando Palar. 2008. Pencemaran dan teksikologi logam berat. Jakarta : Sinar Grafika
·
A. Tresna Sasirawijaya, 1991. M.Sc. Pencemaran Lingkungan. Jakrta : PT.
Rineka Cipta
·
Wisnu Arya Wardhana. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Andi Offset
·
Prof. Dr. jur. Andi Hamzah. 2005. Penegakan hukum lingkungan. Jakarta :
Sinar Grafika
·
Emil Salim. 1983. Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta : mutiara
LAMPIRAN
A. Penentuan Topik, Tujuan dan tesis
Topik : Dampak
Pemcemaran Lingkungan
Tujuan : Untuk
membuktikan bahwa adanya pencemaran lingkungan, berpengaruh bagi
masyarakat
Tesis : Adanya
pencemaran lingkungan berpengaruh bagi kehidupan masyarakat
B. Referensi
·
Drs.Heryando
Palar. 2008. Pencemaran dan teksikologi
logam berat. Jakarta : Sinar Grafika
·
A.
Tresna Sasirawijaya, 1991. M.Sc. Pencemaran
Lingkungan. Jakrta : PT. Rineka Cipta
·
Wisnu
Arya Wardhana. 1995. Dampak Pencemaran
Lingkungan. Jakarta : Andi Offset
·
Prof.
Dr. jur. Andi Hamzah. 2005. Penegakan
hukum lingkungan. Jakarta : Sinar Grafika
·
Emil
Salim. 1983. Lingkungan Hidup dan
Pembangunan. Jakarta : mutiara
C. Ragangan
Bab 1.
Pendahuluan
1.5.
Latar
belakang
1.6.
Tujuan
Pendahuluan
1.7.
Rumusan
Masalah
1.8.
Hipotesis
Bab II. Pengaruh Pencemaran Lingkungan Bagi
Masyarakat
2.1. pengertian Pencemaran
lingkungan ( Drs. Haryanto polar. 2008 : 10 )
2.2. Hal Hal yang mencemari Lingkungan ( Drs. Haryanto polar.
2008 : 11 )
2.3. Pengaruh Bahan Kimia terhadap lingkungan ( Sastrawijaya,
M.s.c. 1991 : 53 )
Bab III. Dampak Pencemaran Lingkungan
3.1. Kerusakan daya dukung
alam ( Wisnu Arya Wardhana. 1995 : 15 )
3.2. Dampak pencemaran Udara
( Sastrawijaya. 2008 : 30 )
3.3. Pencemaran air dan
tanah ( Wisnu Arya Wardhana. 1995 : 133 -
151 )
Bab IV Kesimpulan
4.1.
Simpulan
4.2.
Saran/Rekomendasi
Abstrak
Melihat berbagai macam biota dan lingkungan perairan, terutama sungai yang
semakin tercemar. Mendorong penulis untuk lebih ingin mengetahui
bagaimana hubungan antara pencemaran lingkungan terhadap biota sungai
tersebut.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Dengan cara,
langsung mengamati ke salah satu aliran sungai. Lokasi penelitian dilakukan di
Desa Batu Layang, Kecamatan Cisarua, Kota Bogor, tanggal 7 Oktober 2009.
Hasil penelitian penulis, menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara pencemaran lingkungan terhadap biota sungai. Hal ini
dikarenakan aktivitas manusia, misalnya: mencuci sepeda motor, membuang sampah
di sungai dengan menggunakan air sabun dan lain sebagainya. Melihat keadaan
tersebut, hendaknya manusia turut manyadari akan pentingnya sungai tidak tercemar
yang baik bagi kelangsungan hidup biota disekitarnya.
Kata kunci : lingkungan, masyarakat, polusi
Abstract
see a wide variety of organisms and aquatic
environment, especially rivers are increasingly polluted. Prompted the authors
to further wanted to know how the relationship between environmental pollution
of the river biota tersebut.Teknik data collection is observation. By the way,
directly observed to one watershed. The research location is in the village of
Batu Layang, District Cisarua, Bogor City, dated October 7, 2009.The results of
the study authors, suggest that there is a relationship between the
environmental pollution of the river biota. This is due to human activities,
such as: washing the motorcycle, throwing garbage in the river by using soapy
water and so forth. Seeing the situation, should contribute're aware of the
importance of human uncontaminated river is good for the survival of the
surrounding biota.
Keywords:
environment, society, pollution
No comments:
Post a Comment